pustakaindo.blogspot. com cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari penerbit.. pustaka-indo.blogspot.com pustaka-indo.blogspot.com Saat-Saat Terakhir Bersama Soeharto 2,5 Jam di Istana Karya Emha Ainun Nadjib. Cetakan Pertama, April 2016
Diakhirzaman ini banyak sekali Ikhtilafan sehingga Ummat Islam sulit sekali untuk bersatu menjadi ummatan wahidatan ummat yang satu karena banyaknya "Dakhon" baik secara nyata maupun secara sembunyi-sembuyi,Saling vonis menjustifikasi terhadap golongan lain dengan sebutan bid'ah,sesat,murtad,kafir,antek taghut dsb itu sudah menjadi hal yang biasa dan bahkan sudah terbiasa, Apakah
Karenatidak sesuai dengan prinsip agama dalam Al-Qur'an: "wala talbisul haqqa bil bathil." Kiai Hasyim Asy'ari dalam buku Fajar Kebangunan Ulama (karya Lathiful Khuluq) tercatat bahwa ia juga pernah belajar kepada pengajur Pan-Islamisme Mesir yakni Muhammad Abduh.
وَلَاتَلْبِسُوا الْحَقَّ بِالْبَاطِلِ (Dan janganlah kamu campur adukkan yang hak dengan yang bathil) Allah melarang mereka untuk mencampuradukkan kebenaran yang ada dalam agama-Nya dengan kebathilan dari mereka, agar dapat memperkeruh pemahaman (tentang agama) dan merusak agama. وَتَكْتُمُوا الْحَقَّ (dan janganlah kamu sembunyikan yang hak itu)
42Wa laa talbisul - Haqqa bil - baatili wa takumul - haqqa wa 'antum ta' - lamuun. 43.Wa 'aqiimus - Salaata wa 'antu - Zakaata warka - 'uu ma - 'ar - raaki - 'iin. wa 'alay - haa mak -tasabat. Rabbanaa laa tu - 'aa - khiznaaa in nasiinaaaa 'aw 'akhta' naa. Rabbanaa wala tahmil alaynaaa
PERINTAH SYARIAT DALAM MENGHAJR AHLUL BATHIL DARI KALANGAN AHLUL BID'AH DAN PELAKU KEFASIKAN YANG TERANG-TERANGAN MELAKUKAN KEFASIKANNYA Disampaikan oleh Al-Ustadz Luqman bin Muhammad Ba'abduh hafizhahullah Ikhwani fiddin 'azaaniyallahu waiyyakum Allah tabaroka wa ta'ala berfiman:
salamalykum to alli am a former sunni i have been coming on this site for about a year n half now i have learnt so much from here Alhamdulilah. When i first started coming on the site my reason was to prove to my husband who is a shia and to all shia ppl that we were right and you were wrong and
ToConceal The Truth Is Not Allowed. Satisfaction of the Hearts, The Creator and the creature, Foundation of Islam, Lessons of Holy Qur'aan, Sayings of the Messenger (peace be upon Him), Reality of Islam, Family life in Islam, Social life in Islam, Economic System in Islam, How to live in this world, Worship of God, Lord of the worlds, Reward and punishment on Resurrection Day, Seeking
Viewthe profiles of people named Wala Talbisul Haqqah Bilbatil on Facebook. Join Facebook to connect with Wala Talbisul Haqqah Bilbatil and others you may know. Facebook gives people the power to
PengenalanKepada Jemaah Islam. MUQADDIMAH. • Penentangan di antara haq dan bathil tidak akan tamat. • Sifat kumpulan musuh adalah bersatu di antara kuffar (Ahzab) • Individu Islam yang beriman, beramal soleh wajib dibentuk demi menentang musuh Allah dan Islam - (ada yang nampak dan ada yang tidak nampak) • Dari individu Islam inilah
yOQ5. Perjalanan manusia sepanjang sejarah, bila disimpulkan dalam satu kalimat pendek adalah "Pertarungan antara yang hak dan yang batil." Lain kata, antara kebenaran dan kesalahan, antara kebaikan dan keburukan, antara kekuatan malaikat dan kekuatan iblis, antara Namruj dan ibrahim, antara Musa dan Fir'aun, antara Muhammad dan Abu Jahal. Ujungnya pun, Tuhan menyiapkan dua akibat tempat kembali surga dan neraka. Kita berada dimana, itu yang akan diperiksa oleh Tuhan secara detail kelak di yaumul hisab. Bila merasa berada di pihak kebenaran pun, masih akan ditanya Niat, dasar dan tujuannya apa? Kepentingan Tuhan atau kepentingan manusia yang bertentangan dengan perintah Tuhan? Kepentingan akhirat/agama atau kepentingan dunia yang sementara? Hati nurani atau hawa nafsu? Keselamatan umat atau keselamatan diri? Tegaknya perintah Tuhan atau kenyamanan diri? Kepentingan umat keseluruhan atau kepentingan kelompok, golongan atau organisasi? Ketika kebenaran hinggap di hati dan kita tidak menyampaikannya, itu pun akan ditanya. Ketika kita gamang memilih kebenaran atau kesalahan pun akan ditanya pilihan, sebab dan dasarnya. Dasar²nya seperti yang diuraikan di semua, sadar tidak sadar, berada di pertentangan dua kutub itu. Harga, nilai dan martabat kita ditentukan oleh posisi di pihak mana kita berada diantara dua kutub itu. Tidak ada nuansa dalam benar-salah. Benar ya benar, salah ya salah. "Wala talbisul haqqa bil bathil," Janganlah kalian mencampuradukkan yang benar dan yang salah sedangkan kamu mengetahui. Tuhan menegaskan begitu dalam kitab suci-Nya. Tengah-tengah, abu-abu, samar-samar, moderat, toleran, antara hak dan batil itu hanya akan melemahkan kebenaran bahkan membalikkan nilai yang benar jadi salah, yang salah jadi benar. Bila kita terlibat atau berkontribusi dalam pembalikkan nilai-nilai itu, sadar tidak sadar, apalagi sengaja dan terbuka, pasti itu akan jadi pemeriksaan Tuhan kelak."Hai burung kecil, buat apa membawa setetes air di paruhmu itu?," tanya cecak pada burung disampingnya yang akan terbang."Aku ingin memadamkan api yang membakar Nabi Ibrahim.""Hahaha .... apa pengaruhnya? Apa kamu tidak berpikir?""Aku tahu. Air kecil ini tak akan berarti apa-apa pada api besar yang akan membakar Ibrahim. Tapi aku ingin menegaskan, di pihak mana aku berada!!"Sikap burung kecil itu adalah martabat. Martabatlah yang menjadikan kita sebagai manusia. Menjadi burung kecil di zaman sekarang adalah upaya membuktikan diri bahwa kita masih memiliki martabat, memiliki hati nurani.[]Oleh Moeflich H. HartSejarawan
۞ ذَٰلِكَ وَمَنْ عَاقَبَ بِمِثْلِ مَا عُوقِبَ بِهِۦ ثُمَّ بُغِىَ عَلَيْهِ لَيَنصُرَنَّهُ ٱللَّهُ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ لَعَفُوٌّ غَفُورٌ Arab-Latin żālika wa man 'āqaba bimiṡli mā 'ụqiba bihī ṡumma bugiya 'alaihi layanṣurannahullāh, innallāha la'afuwwun gafụrArtinya Demikianlah, dan barangsiapa membalas seimbang dengan penganiayaan yang pernah ia derita kemudian ia dianiaya lagi, pasti Allah akan menolongnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun. Al-Hajj 59 ✵ Al-Hajj 61 »Mau dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarangKandungan Berharga Terkait Dengan Surat Al-Hajj Ayat 60 Paragraf di atas merupakan Surat Al-Hajj Ayat 60 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada variasi kandungan berharga dari ayat ini. Diketemukan variasi penjabaran dari berbagai ahli tafsir terhadap kandungan surat Al-Hajj ayat 60, antara lain seperti berikut📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi ArabiaBerita itulah yang Kami kisahkan kepadamu, yaitu dimasukannya orang-orang yang berhijrah ke dalam surga. Sedangkan orang yang tertindas dan terzholimi, sungguh telah di buka pintu izin baginya untuk membalas pelaku kezhaliman itu dengan tindakan yang serupa dengan perbuatannya. Hal itu tidak masalah baginya. Dan apabila pelaku penindasan kembali melancarkan gangguan dan berbuat kezhaliman, maka sesungguhnya Allah akan menolong orang yang terzhalimi lagi tetindas. Sebab, tidak dibenarkan melancarkkan kezhaliman pada seseorang yang mengambil haknya untuk membela diri. Sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun, memaafkan orang-orang yang berbuat dosa, sehingga tidak mempercepat hukuman pada mereka dan mengampuni dosa-dosa mereka.📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid Imam Masjidil Haram60. Apa yang disebutkan sebelumnya berupa dimasukkannya orang-orang yang berhijrah ke dalam Surga, dan perintah-Nya tentang pemberian balasan kepada orang zalim sesuai kadar kezalimannya, dan apabila orang zalim itu kembali berbuat zalim maka Allah pasti akan menolong orang yang dizalimi, sungguh Allah Maha Pemaaf atas dosa-dosa orang beriman dan Maha Pengampun bagi mereka.📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Universitas Islam Madinah60-61. Itulah janji yang mulia. Dan barangsiapa yang membalas kejahatan orang lain sesuai dengan kejahatan yang didapatkannya, kemudian dia dizalimi, maka sungguh Allah akan menolongnya. Allah Maha Memaafkan dosa hamba-hamba-Nya yang bertaubat dan Maha Mengampuni mereka sehingga Dia tidak segera menurunkan siksaan-Nya. Itu adalah pertolongan yang Allah janjikan, karena Dia mampu melakukannya. Bahkan Dia mampu menciptakan yang lebih besar daripada itu, berupa ayat-ayat kauniyah yang tidak dapat terlepas dari manusia; seperti kekuasaan-Nya untuk memasukkan malam ke dalam siang dan memasukkan siang ke dalam malam, dengan mengurangi waktu malam dan menambah waktu siang dan sebaliknya. Allah Maha Mendengar segala perkataan dan Maha melihat segala dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah60. وَمَنْ عَاقَبَ بِمِثْلِ مَا عُوقِبَ بِهِۦ dan barangsiapa membalas seimbang dengan penganiayaan yang pernah ia derita Yakni barangsiapa yang membalas orang zalim dengan mengqishashnya sesuai kadar kezalimannya tanpa melebih-lebihkan. ثُمَّ بُغِىَ عَلَيْهِkemudian ia dianiaya lagi Yakni ia kembali dizalimi lagi setelah kezaliman pertama. لَيَنصُرَنَّهُ اللهُ ۗ pasti Allah akan menolongnya Yakni Allah pasti akan menolong orang yang terzalimi atas orang yang zalim. إِنَّ اللهَ لَعَفُوٌّ غَفُورٌSesungguhnya Allah benar-benar Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun Yakni memiliki banyak maaf dan ampunan bagi orang-orang beriman.📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah60. Demikianlah, dan barangsiapa membalas seimbang dengan penganiayaan yang pernah ia derita kemudian ia dianiaya lagi, pasti Allah akan menolongnya dari orang yang mendholiminya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun kepada orang-orang mukmin. Ayat ini turun ketika sekelompok orang musyrik membunuh segerombolan orang muslim pada bulan haram meskipun telah dimohon / didesak sahabat agar orang musyrik tidak membunuh mereka. Namun mereka tidak menghiraukannya, maka orang-orang muslim memerangi mereka dan mereka diberikan pertolongan📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-Awaji, professor tafsir Univ Islam MadinahDemikianlah, siapa yang membalas serupa dengan penganiayaan yang telah dia derita kemudian dia dizalimi} disakiti {sungguh Allah akan menolongnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pemaaf lagi Maha PengampunMau dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H60. Hal demikian ini, Karena orang yang ditimpa kejahatan dan penganiayaan, maka dia boleh membalas pelaku dengan balasan serupa. Bila dia melakukan pembalasan itu, maka tidak ada cara untuk menyalahkannya dan ia pun tidak tercela. Jika setelah itu, dia diperlakukan semena-mena lagi, sungguh Allah akan menolongnya. Pasalnya, dia seorang yang mazhlum teraniaya. Maka, dia tidak boleh dianiaya lagi karena dia hanyalah meminta haknya dikembalikan secara utuh. Apabila ada seseorang yang membalas orang lain atas ulah buruknya saat dia dizhalimi lagi, niscaya Allah akan menolongnya, maka sosok yang pada dasarnya tidak berusaha balas dendam terhadap siapa pun jika dia menjadi obyek penganiayaan dan kejahatan, tentu pertolongan dari Allah akan lebih dekat dengannya. “Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun,” maksudnya, Allah memaafkan orang-orang yang berbuat dosa, tidak mempercepat kedatangan hukuman bagi mereka dan mengampuni dosa-dosa mereka serta menghapuskannya dan menghilangkan dampak-dampaknya dari mereka. Inilah sifat Allah yang selalu menyertai DzatNya dan cara pendekatanNya kepada para makhlukNya dalam semua waktu dengan membuka pintu maaf dan ampunan. Maka sudah sepatutnya kalian wahai orang-orang yang teraniaya lagi ditimpa kejahatan, untuk membuka pintu maaf dan ampunan. Agar Allah memperlakukan kalian sebagaimana sikap kalian memperlakukan sesame hamba-Nya. "Barangsiapa memaafkan dan mengusahakan perbaikan, maka pahalanya ada di tanggungan Allah."📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, Al-Hajj ayat 60 Maksudnya, yang kami ceritakan kepadamu. Maka sesungguhnya ia boleh membalas serupa, dan jika ia melakukan pembalasan, maka ia tidak disalahkan, bahkan jika ia dizalimi lagi, maka Allah akan menolongnya, karena ia terzalimi. Dalam tafsir Ibnu Katsir diterangkan, bahwa ayat ini turun berkenaan sariyyah pasukan kecil para sahabat ketika mereka menemui sekumpulan kaum musyrik di bulan haram, maka kaum muslimin meminta mereka agar tidak menyerang di bulan itu, tetapi kaum musyrik tetap ingin menyerang, maka terpaksa kaum muslimin memerangi mereka dan Allah memberikan pertolongan kepada kaum muslimin dalam peperangan itu. Seperti diusir dari kampung halamannya. Allah Maha Pemaaf terhadap orang-orang yang berdosa, Dia tidak menyegerakan hukuman kepada mereka, Dia mengampuni dosa mereka, menghilangkannya, dan menghilangkan pengaruhnya. Inilah sifat dzatiyah Allah yang selalu pada-Nya. Dia bermu’amalah berhubungan dengan hamba-hamba-Nya dalam setiap waktu dengan memaafkan dan mengampuni. Oleh karena itu, sudah sepatutnya kamu wahai orang-orang yang terzalimi memaafkan dan mengampuni.📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Hajj Ayat 60Orang beriman boleh melakukan perlawanan atau pembelaan diri jika dizalimi. Demikianlah, Allah mengizinkan kepada orang-orang beriman untuk membela diri dengan adil, dan barang siapa membalas perlakuan zalim sebanding dengan kezaliman atau penganiayaan yang pernah dia derita di masa lalu, kemudian dia dizalimi lagi, karena mempertahankan hak, pasti Allah akan menolongnya di dunia maupun di akhirat. Sungguh, Allah maha pemaaf kepada hamba-hamba-Nya yang memaafkan kesalahan orang lain, maha pengampun kepada mereka yang bertobat. 61. Untuk memberi pertolongan kepada orang-orang beriman yang dizalimi pasti akan ditepati. Demikianlah, janji Allah, karena Allah berkuasa memasukkan malam ke dalam siang sehingga siang di musim panas lebih panjang, dan memasukkan siang ke dalam malam sehingga malam lebih panjang di musim dingin; dan sungguh, Allah maha mendengar doa setiap hamba dan maha melihat keberadaan seluruh dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarangDemikian pelbagai penjelasan dari para ahli tafsir terhadap isi dan arti surat Al-Hajj ayat 60 arab-latin dan artinya, semoga membawa faidah bagi ummat. Bantu perjuangan kami dengan memberi link ke halaman ini atau ke halaman depan Konten Paling Banyak Dikaji Telaah ratusan topik yang paling banyak dikaji, seperti surat/ayat Ar-Rahman 13, Al-Baqarah 177, An-Nisa 36, Ar-Rum 21, Al-Isra, Ibrahim 7. Termasuk Ayat 15 Lima Belas, Al-Buruj, Fatir 37, Yasin 82, Al-Qashash 77, Innallaha Ma’ash Shabiriin. Ar-Rahman 13Al-Baqarah 177An-Nisa 36Ar-Rum 21Al-IsraIbrahim 7Ayat 15 Lima BelasAl-BurujFatir 37Yasin 82Al-Qashash 77Innallaha Ma’ash Shabiriin Pencarian wala talbisul haqqa bil bathil, surat al fil bahasa indonesia, salamun qaulam mirrobirrohim, albaqarah ayat 152, al ahzab 30 Dapatkan amal jariyah dengan berbagi ilmu bermanfaat. Plus dapatkan bonus buku digital "Jalan Rezeki Berlimpah" secara 100% free, 100% gratis Caranya, salin text di bawah dan kirimkan ke minimal tiga 3 group WhatsApp yang Anda ikuti Silahkan nikmati kemudahan dari Allah Ta’ala untuk membaca al-Qur’an dengan tafsirnya. Tinggal klik surat yang mau dibaca, klik nomor ayat yang berwarna biru, maka akan keluar tafsir lengkap untuk ayat tersebut 🔗 *Mari beramal jariyah dengan berbagi ilmu bermanfaat ini* Setelah Anda melakukan hal di atas, klik tombol "Dapatkan Bonus" di bawah
Majelis Ilmu Padhangmbulan edisi bulan Desember 2016 berlangsung pada 14 Desember 2016. Para Salikinal Maiyah sebagaimana biasa telah menempatkan diri dengan sebaik-baik posisi untuk menyerap ilmu dari Cak Nun, Cak Fuad, dan Kiai Muzammil. Malam itu, pintu masuk keilmuan dimulai dari akar kata talbis nglambeni, memanipulasi, menipu daya. Makna kata ini tentu ada kaitannya dengan titik-titik krusial peristiwa Indonesia hari-hari Muzammil menyebut satu terminologi yaitu “kekacauan berpikir” dan kosakata Arab yang dipakai untuk ini adalah talbis. Talbis biasanya diartikan mencampuradukkan antara yang benar haq dengan yang salah batil. Tentang kekacauan berpikir ini, Al-Quran menyatakan Wa laa talbisul haqqa bil baathili wa taktumul haqqa wa antum ta’lamun. Dan janganlah kamu campur adukkan yang hak dengan yang bathil dan janganlah kamu sembunyikan yang hak itu, sedang kamu talbis yang paling awal ditemukan pada peristiwa Iblis membujuk Adam dan Siti Hawa. Inilah tugas iblis yang kurang diwaspadai manusia. Iblis bertugas mengacaukan cara berpikir, pola berpikir, dan struktur berpikir supaya yang benar jadi tampak salah dan yang salah jadi tampak benar. Kekacauan berpikir ini dimulai pada bujuk rayu Iblis kepada Siti Hawa dan Nabi Adam. Buah Khuldi adalah nama pemberian Iblis untuk “pohon larangan” yang harus dimakan oleh Siti Hawa dan Nabi Adam agar kekal di pulalah suasana talbis bisa mengelabui kita hari-hari ini. Misalnya dalam memahami Islam dan nasionalisme. Islam adalah nilai. Nasionalisme merupakan salah satu nilai yang dikandung Islam. Madinah bukan negara nasionalisme tapi negara yang ditegakkan oleh nilai-nilai Islam yang satu di antaranya adalah nasionalisme. Demikianlah Kiai Muzammil membuka pembahasan prolog Kiai Muzammil, Cak Fuad meneruskan dengan mengajak para Salikinal Maiyah mengingat sejarah hijrah Rasul ke Yatsrib sebelum berubah menjadi Madinah. Nama Madinah berasal dari akar kata “daan” al-diin yang berarti tempat yang diwarnai oleh nilai-nilai agama. Cak Fuad menggambarkan secara detail persaudaraan antara kaum Muhajirin dan kaum Anshor. Kaum Muhajirin menjadi tamu di Madinah hanya tiga hari. Selanjutnya mereka bekerja untuk menghidupi diri dan keluarga agar tidak menjadi beban bagi kaum talbis atau pencampuradukan hak dan bathil, Cak Fuad menguraikan satu titik di mana jebakan-jebakan talbis itu berlangsung. Yaitu perbedaan kepemimpinan suku dengan logika demokrasi. Selama ini demokrasi diasumsikan lebih baik dari sistem suku. Pemimpin suku tidak selalu turun-temurun melainkan dipilih dari sosok yang pemberani dan kuat agar bisa melindungi kaumnya. Sementara dalam demokrasi, siapa yang kaya dia bisa jadi pemimpin. Pola kepemimpinan suku tidak selalu lebih buruk dari karena itu, Islam tidak membatasi bentuk sebuah negara karena yang ditekankan adalah tata nilai keadilan al-adalah pada seorang pemimpin yang adil. Dalam sejarah, sosok pemimpin yang adil ada pada diri Rasulullah yang menghasilkan Piagam Madinah. 47 butir perjanjian Piagam Madinah merupakan produk musyawarah Rasulullah dengan suku dan golongan di Madinah. Musyawarah yang berangkat dari bawah, bukan dari atas ke landasan piagam modern Hak Asasi Manusia life hidup, freedom kebebasan, property kepemilikan diadopsi dari pesan Rasulullah pada saat menyampaikan khutbah Haji Wada’, yakni darah, harta, dan kehormatan adalah suci. Ketiga hal tersebut harus ihwal Islam dan Nasionalisme. Tidak ada pertentangan antara keduanya sehingga tidak bisa dibenturkan. Nasionalisme berangkat dari cinta tanah air, rindu tanah kelahiran. Setiap manusia pasti memiliki rasa cinta dan rindu pada tanah kelahiran mereka. Nasionalisme adalah fitrah setiap manusia. Rasulullah pun merasa sedih saat hijrah meninggalkan Mekkah tanah kelahiran menggarisbawahi apa-apa yang telah disampaikan Kiai Muzammil dan Cak Fuad, Cak Nun mengajak para Salikinal Maiyah untuk mengingat sikap-sikap dasar mental berpikir Maiyah, sekaligus Beliau mulai merespon pertanyaan-pertanyaan Jamaah. Sikap mental itu adalah Tadabbur apa yang kita ketahui ataupun yang tidak kita ketahui harus membawa kita menjadi orang yang “faizun”, selamat di hadapan Allah. Menjadi orang yang bermanfaat bagi sesama. Apapun yang kita hadapi informasi, ilmu, peristiwa, fenomena jangan sampai menjadi mudarat. Maka, jangan menjadi orang yang sakit jiwa sing dadi urusane malah gak diurusi, sing gak dadi urusane malah diurusi yang merupakan urusannya malah tidak diurusi, yang bukan urusannya malah diurusi.Para Salikinal Maiyah yang duduk nikmat di bawah pohon-pohon di pelataran Pesantren Padhangmbulan, sebagian di area Sentono Arum, atau sebagian lagi yang meluber hingga di jalan, diingatkan terus oleh Cak Nun untuk tidak sombong dalam kebenaran. Yakni, tahu sedikit tentang kebenaran lalu dipegang sedemikian erat hingga kebenaran itu menjadi statis dan dipakai untuk menyalahkan orang menukik pada soal talbis ini, Cak Nun mengingatkan hendaknya kita tidak mudah tertipu oleh terminologi yang ditampilkan sebagai kotak. Contohnya adalah terpenjara oleh kotak formalisme. Ditampilkannya terminologi sebagai kotak, di antaranya kotak identitas, akan mengakibatkan kita sangat mudah terpecah belah sehingga mudah pula saling bertengkar satu sama lain. Kehidupan menjadi tidak aman, lalu kita pun mudah dikuasai. Di Indonesia, apapun sudah masuk kotak sehingga cukup mudah dikuasai dan dijadikan santapan contoh-contoh yang njlentreh dan menarik, Cak Nun mengajak para Salikinal Maiyah keluar dari belenggu logika oposisi biner. Dengan keluar dari oposisi biner manusia jadi mengerti bahwa tahu dan tidak tahu adalah rahmat selama menghasilkan perilaku yang lebih dekat dengan Allah dan manfaat untuk manusia. Diterangkan pula tanpa bosan karena ini adalah logika dasar jenis ayat padi, ayat beras, ayat nasi. Juga tentang keterbatasan telinga saat mendengar dan mata saat melihat adalah rahmat yang membawa seluruh jelajah dan eksplorasi, Cak Nun mengantarkan pada satu poin penting berikut contoh-contohnya Tradisi materialisme adalah menyatakan apa yang ada hanyalah apa yang tampak. Para Salikinal Maiyah disarakan mensimulasikan poin materialisme ini. Terakhir, seperti dalam beberapa Maiyahan belakangan, Cak Nun menyitir ayat Faidzaa faroghta fanshob wa ilaa rabbika farghob. Ayat ini menuntun kita untuk hanya berharap pada Allah. Aktivitas yang dikerjakan tidak disertai pengharapan akan respons positif, pujian, dan penghargaan dari manusia, tapi selalu dikembalikan pada itu, Padhangmbulan mempelajari dan menyadari akan jebakan Iblis yang bekerja mengelabui pikiran manusia dalam berbagai cara sedemikian rupa, sehingga manusia tak bisa membedakan mana kebenaran mana kebatilan, karena yang batil hadir dalam busana atau menyamar sebagai kebenaran, sementara kebenaran dikucilkan dan dianggap dekaden, disembunyikan, atau bahkan dihadirkan sebagai bertentangan dengan yang sejatinya benar. Pengelabuan itu sendiri sangat lembut prosesnya. Bisa melalui cuci otak berabad-abad lamanya, lewat pendidikan, ideologi-ideologi, dan policy pemberitaan media massa. Malam itu pula, Padhangmbulan men-tadabburi Surat al-Baqarah ayat 42 secara substansial, kontekstual, luas cakupan dan terapan, serta lain dari tafsir yang selama ini dipahami. Bahwa talbis bukan secara sempit diartikan sebagai mencampuradukkan, melainkan memanipulasi, mengelabui, atau menipu daya. hm/as/dk/adn